Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen. Keempat komponen itu adalah menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat komponen tersebut memiliki keterkaitan yang sangat erat.
1. Hubungan menulis dengan membaca.
Penulis sebagai pembaca, Artinya, ketika aktifitas menulis berlangsung si penulis membaca karangannya. Ia membayangkan dirinya sebagai pembaca untuk melihat dan menilai apakah tulisannya telah menyajikan sesuatu yang berarti, apakah ada yang tidak layak saji, serta apakah tulisannya menarik dan enak dibaca.
Menulisa dan membaca adalah kegiatan berbahasa tulis. Pesan yang disampaikan penulis diterima oleh pembaca dijembatani melalui lambang bahasa yang dituliskan. Membaca dan menulis merupakan suatu kegiatan yang menjadikan penulis sebagai pembaca dan pembaca sebagai penulis (Tompskin dan Hosskisson, 1995 ).
Penulis sebagai pembaca, Artinya, ketika aktifitas menulis berlangsung si penulis membaca karangannya. Ia membayangkan dirinya sebagai pembaca untuk melihat dan menilai apakah tulisannya telah menyajikan sesuatu yang berarti, apakah ada yang tidak layak saji, serta apakah tulisannya menarik dan enak dibaca.
Penulis pun melakukan berbagai kegiatan membaca lainnya. Ia membaca karya penulis lain untuk mendapatkan ide dan informasi, menemukan, dan memecahkan masalah, juga mempelajari bagaimana pengarang menyajikan dan mengolah tulisannya. Kualitas pengalaman membaca ini akan mempengaruhi keberhasilan dalam menulis.
Pembaca sebagai penulis, Artinya, ketika berlangsung kegiatan membaca, pembaca melakukan aktifitas seperti yang dilakukan penulis. Pembaca menemukan topik dan tujuan penulisan, gagasan dan kaitan antar gagasan, dan kejelasan uraian. Dia menganalisa atau merekonstruksi dengan membayangkan apa yang dimaksudkan dan diinginkan penulisnya sehingga pesan yang penulis sampaikan dapat ditangkap dengan baik.
2. Hubungan menulis dengan menyimak
Pada saat menulis, seseorang membutuhkan inspirasi, ide, atau informasi untuk tulisannya. Informasi dapat diperoleh dari berbagai sumber : sumber tercetak, seperti buku, majalah, surat kabar, dan lain-lain. Juga dari sumber tak tercetak seperti radio, televisi, wawancara, diskusi, dan lain-lain. Jika dari sumber tercetak informasi diperoleh dengan cara membaca, maka dari sumber tak tercetak perolehan informasi dilakukan dengan cara menyimak.
Melalui kegiatan menyimak penulis tidak hanya memperoleh ide atau informasi saja, tetapi juga menginspirasi tata saji dan penyampaian lisan yang menarik hatinya, yang berguna untuk aktifitas menulisnya.
3. Hubungan menulis dengan berbicara
Antara menulis dan berbicara keduanya merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif-produktif. Artinya penulis dan pembicara berperan sebagai penyampai atau pengirim pesan kepada pihak lain. Keduanya harus mengambil sejumlah keputusan berkaitan dengan topik, tujuan, jenis informasi yang akan disampaikan, serta cara penyampaiannya sesuai dengan sasaran ( pembaca dan pendengar ) dan corak teksnya ( eksposisi, narasi, deskripsi, argumentasi, dan persuasi ).